Dongeng

Jaman masih kecil, saya benci jika disuruh tidur siang. Dibanding tidur, saya lebih suka main bersama teman-teman. Tapi ibu selalu menyuruh saya tidur supaya nanti malam tidak mengantuk saat harus mengerjakan PR dan membaca buku pelajaran. Jika ibu sedang ada di rumah, saat tidur siang menjadi keharusan. Ketika digiring ke tempat tidur saya masih cemberut, tapi cemberut itu akan hilang saat ibu mulai mendongeng.

Dongeng favorit saya apa ya...hem, rasanya semua dongeng saya suka. Pasti semua anak pernah mendengar dongeng Si Kancil kan. Meski ini bukan dongen favorit, tapi saya salut pada pengarangnya yang bisa menyampaikan pesan moral tentang keburukan mencuri. Selain itu, dia juga berhasil menanamkan label buruk pada binatang berjudul kancil itu. Hehe...sampai-sampai saya keseeeellll banget sama si kancil ini, dan penasaran pengen tahu seperti apa sih rupa si kancil yang cerdik tapi menyebalkan itu. Beruntunglah saya, karena rasa kepenasaranan itu terobati saat praktek lapang di pelosok Kalimantan Timur sana, akhirnya saya bisa bertatap muka dengannya. Hoo..ternyata dia tidak terlalu menyebalkan kok.

Selain itu, ada banyak kisah dongeng yang rajin dituturkan ibu hampir setiap menjelang tidur. Jaka Tarub, Dewi Sri, Lutung Kasarung, Ajisaka, Hanoman, Legenda Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Suku Bajau, Pangeran Kecubung, Cinderella, Putri Tidur, Kura-kura Berlomba Lari, hem...dan masih banyak lainnya. Pasti Sahabat tidak asing kan dengan dongeng-dongeng itu. Sebagian memang cerita rakyat, sebagian lagi diambil dari buku cerita anak oleh ibu saya. Dongeng anak memang sebagian besar fiktif belaka, tetapi ada moral of story di setiap ceritanya. Ibu saya akan dengan gamblang menjelaskan apa saja yang bisa diambil hikmah dari dongeng itu, sekalian menjelaskan mana yang fiktif mana yang nyata. Supaya anak-anaknya tidak dibodohi oleh khayalannya sendiri.

Cinderella

Kata ibu saya, aktivitas bed time stories ini bagus untuk pendidikan anak. Anak dilatih untuk mendengar. Mario Teguh mengatakan bahwa, pekerjaan mendengar adalah pekerjaan hati yang bisa melahirkan kebijakan, sementara berbicara adalah pekerjaan mulut yang kadang malah bisa membahayakan diri sendiri. Beberapa orang lebih suka didengar daripada mendengar, hal ini bisa menimbulkan kecenderungan pada sikap tidak bisa menerima pendapat orang lain alias suka memaksakan kehendak. How bad it is...

Bed time stories, juga bermanfaat untuk melatih otak anak aktif berpikir. Tentunya akan ada banyak hal dalam cerita yang memancing rasa kepenasaran anak. Nah, setelah dongeng selesai dibacakan, biasanya anak akan bertanya hal-hal yang ingin diketahuinya lalu ibu akan menjelaskannya. Jika tidak puas, anak bisa bertanya lagi. Tanpa sengaja anak telah belajar berdiskusi. Komunikasi dua arah inilah yang bagus untuk melatih otak anak. Kalau kata saya, diskusi itu olah raga otak. Nah, kalau debat itu, marathon otak. Keduanya memang bikin otak sehat, tapi juga capek. Bisa langsung tuing-tuing...muncul bintang-bintang. Hem, kalau masih anak-anak cukuplah diskusi saja. Kasihan kalau sampai tuing-tuing.

Nah, bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak, mbak-mbak, mas-mas, ada yang bingung mencari sumber bacaan untuk dongeng ? Selain berasal dari cerita rakyat, buku-buku bacaan anak, bisa juga nih cari dongeng di sini. Dongengnya bisa langsung didengarkan di sana. Pemilik blog, yang akrab dipanggil Mbah Ngasmuni, memiliki inisiatif untuk membuat blog ini sebagai sarana bertukar dongeng dengan para orang tua. Hasilnya, hem...sudah lumayan banyak dongeng yang diupload di sana. Jika Sahabat ada yang berminat, bisa loh mengirim materi dongeng di sana, bisa berupa rekaman suara ataupun tulisan. Kalau saya, masih jadi peserta pasif yang suka mendengar dongeng-dongeng yang ada di sana. Hitung-hitung buat bekal nanti kalau sudah jadi ibu.