Blog ini...

sering gonta-ganti templete dan berisi cerita penting nggak penting saat terkena atau tidak terkena badai hormonal

Latest Posts

Selasa, 25 Mei 2010

Halooo

Haloo...sahabat blogger, apa kabar ??

Dua bulan lebih vakum gak blogging sama sekali. Pertanyaannya pasti kenapa ? Pertama : seperti yang pernah saya bilang dulu, laptopnya mati ti ti. Masuk bengkel sampai satu bulan lebih dan berhasil menghilangkan selera saya untuk menulis. Nah, sekarang saya sudah ganti laptop lagi. Hadiah dari suami, cuma yang HP mini note murah meriah asal bisa buat mengerjakan pekerjaan di MS office saja. Nggak perlu spesifikasi yang neko-neko karena saya bukan gamer akut(seperti suami) yang memerlukan spesifikasi khusus. Nah....yang bikin saya sempet bingung, pakai lappy ini tuh tidak bisa insert gambar atau foto dengan baik. Bisa sih, tapi kok jadinya gambar muncul di balik tulisan atau terjun bebas ke bawah space tulisan.

Bingung...bingung...Bagaimana cara mengatasinya ya ? Mohon bantuan informasinya.Oya, saya menggunakan mozilla firefox. Apa harus pindah ke opera ya ?? Terima kasih sebelumnya...

Padahal saya sudah menyiapkan bahan tulisan buat blog ini. Tapi gak seru kalau tidak menyertakan gambar/foto karena mau promosi tempat wisata gitu. Ya sudah ya...begitu dulu.

NB : kok update blog kali ini mirip surat keluhan pembaca ya... :P
read more...

Senin, 22 Maret 2010

My Little Brother



Bukan, dia bukan adik kandung saya. Pertemuan saya dengannya, pertama kali terjadi pada Agustus 2006. Saat itu saya baru saja dipindahtugaskan dari Jakarta ke kantor cabang Surabaya. Awalnya, saya kira dia anak magang di kantor itu. Ternyata dia kerja full time di sana. Dia masih muda, sekitar 19 tahun dan baru lulus SMA. Saya tidak tahu alasan tepatnya mengapa dia tidak melanjutkan kuliah. Iya sih, dia sudah yatim, tapi ibunya termasuk orang berkecukupan. Malahan sekarang sudah menjabat lurah di kampung halamannya. Tetapi berulang kali dia mengatakan bahwa biaya menjadi faktor utama mengapa dia tidak melanjutkan kuliah.
Lama kelamaan, hubungan saya dan dia semakin akrab. Dia teman yang enak diajak bicara dan enak diajak berantem, hehe. Meski lebih muda dan kadang sering meledak-ledak, dia paling pintar menentramkan hati saat emosi saya terpancing gara-gara kerjaan yang menumpuk maupun rekan kerja yang menjengkelkan. Keakraban kami itu sudah serupa kakak beradik. Oleh sebab itulah, saya ingin melihat dia maju. Tidak berhenti di karirnya yang sekarang. Memang sih, pekerjaan dia saat ini lumayan enak juga sebagai tenaga administrasi. Gaji sudah lumayan, malah menurut saya lebih dari cukup untuk seorang single. Tapi sayang sekali jika karirnya stuck gara-gara kalah saingan dengan para sarjana. Padahal kapasitas dan hasil kerjanya oke banget.
Nggak rela melihat masa depan dia stagnan di situ-situ saja, saya pun sering mengompori dia untuk melanjutkan kuliah. Banyak universitas di Surabaya yang menawarkan kelas karyawan. Jadi dia tidak harus meninggalkan pekerjaan agar bisa meraih gelar sarjana. Waktu itu, saya dan dia sempat menghitung-hitung antara biaya kuliah dan gajinya. Ternyata bisa juga sisa gajinya untuk membiayai kuliahnya. Tinggal masalah semangat saja. Awalnya dia tidak percaya diri, karena dipikirnya mata kuliahnya tidak bisa dijangkau oleh otaknya. Terang saja, saya membantah pikirannya itu. Saya bilang padanya bahwa asal kita percaya kalau kita bisa, maka kitapun akan bisa. Lagipula saya lihat dia tipikal orang yang cepat menyerap ilmu baru. Sayang sekali jika kemampuannya itu tidak dimanfaatkan. 
 Selama berada di Surabaya itu, saya tak bosan-bosannya menyemangati dia untuk melanjutkan kuliah. Dia masih terus ragu-ragu, meski sering sekali berkata ingin kuliah. Sepertinya dia masih berusaha melawan sendiri rasa takutnya itu. Sampai akhirnya saya pindah dari Surabaya, dia belum juga mengambil keputusan. Eh, ternyata tak lama kemudian dia mengabarkan kalau sudah mendaftar di sebuah universitas swasta mengambil kelas malam. Tentu saja saya senang sekali karena berhasil membantunya memantikkan api semangat. Dari situ saya belajar sesuatu, ternyata untuk menjadi orang berguna tidak butuh modal harta banyak, hanya niat baik dan tekad untuk menyuntikkan semangat dan kemauan berusaha kepada orang lain. Kadang yang dibutuhkan seseorang tidak melulu dalam bentuk materi tapi sebuah dorongan dan dukungan semangat. 

read more...

Sabtu, 13 Maret 2010

Sabtu Berlangit Biru


Wuah, sudah lama nggak apdet. Blog ini berasa koma, pingsan nggak sadar-sadar. Kemana aja sih ? Ada sih..., yang nggak ada laptopnya, lagi koma juga....dan sekarang sedang disembuhkan di rumah sakit khusus laptop. Setelah laptop itu sadar kembali, mungkin akan diikhlaskan untuk dijual saja. Mungkin dia akan teriak, habis manis sepah dibuang. Ya...mau gimana, daripada nanti dia koma lagi dan kebablasan nggak bangun-bangun kan malah repot.
Apa kabar sahabat ? Haduh....sudah lama nggak bewe. Kangen. Semoga di Sabtu berlangit biru ini semua sahabat sedang dalam keadaan sehat, gembira ria dan bersemangat. Nggak ada yang lagi sedih atau sakit. Kalaupun ada semoga bisa bersabar menghadapinya ya...
Hari ini saya sedang bersemangat juga. Apa pasal ?? Sepupu saya dan anaknya akan datang. Sudah lumayan lama kami tak saling bertemu. Meski dia ke sini hanya sebentar, tapi cukuplah mengobati rasa kangen. Saya kangennya malah sama keponakan. Dia keponakan pertama saya. Jaman dia masih bayi dulu sering dititipin di rumah ibu. Waktu itu saya masih SMA. Sepulang sekolah saya jagain dia. Makanya kami dekat sampai sekarang. Tak disangka-sangka, sekarang dia sudah kelas enam SD. Tingginya nyaris sama dengan saya. Sebentar lagi sudah SMP....dan pasti lebih tinggi lagi nanti. 
Ya..begitulah sedikit cerita. Nggak tau deh, kapan lagi bisa apdet blog. Hiks....


read more...

Jumat, 19 Februari 2010

Nggak Usah Judul Ya...

Setelah merawat suami, saya ikutan tumbang. Sakitnya sepele, tapi terasa melolosi setiap energi yang saya punya. Lemes, badan panas dingin, kepala berat, malas makan, lidah pahit… Memang sih, aura tidak sehat sedang mengambang di lingkungan sekitar saya. Banyak orang-orang yang sedang sakit. Mungkin virus-virus sedang berpesta merayakan kemenangannya, mungkin bakteri-bakteri sedang asyik goyang poco-poco, mungkin pasukan kuman sedang ber-cheers ria. 

Diantara sahabat blogger sepertinya juga sedang ada yang sakit atau baru sakit. Mbak Elsa sepertinya juga baru sakit. Semoga saat ini sudah kembali pulih. Nah, bagi yang belum sakit jangan sampai sakit deh….Saya doakan semoga selalu sehat semua agar tetap bisa beraktivitas dengan semangat. Cuaca memang sedang tidak menentu, jadi pandai-pandai saja menjaga daya tahan tubuh. 

Udah dulu ah, postingan ini. Saya sudah lemes lagi, dan jadi 1000 kali lemotnya kalau lagi sakit (padahal sehat pun udah lemot sangat). Jadi nggak tau harus nulis apa…..Tapi...saya nggak akan membuat kunjungan sahabat sia-sia kok. Ini ada cerita humor yang saya copas dari sini. Kalau sahabat sedang ingin ketawa ngakak, silakan datang saja ke situs itu. Ada banyak cerita humor. Yah...nggak semuanya bikin ngakak kak kak...sih. Ada juga yang maksain. 

Melamar Setelah Perkenalan Cepat 

Seorang laki-laki muda bernama Guntur bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Leyla di suatu pesta pada malam Minggu. Lalu Guntur mengajak Leyla pergi menonton Teater pada malam Rabu berikutnya. Kemudian Guntur mengajak Leyla berdansa pada malam Minggu berikutnya. Sebelum sore itu berlalu, Guntur melamar Leyla.

"Tapi," kata Leyla, "ini terlalu tiba-tiba. Aku suka padamu dan rupanya kita juga ada kecocokan. Tapi kita hampir-hampir belum saling mengenal."

"Tapi aku sudah sangat mengenalmu," kata Guntur.

"Selama lima tahun aku bekerja di bagian rekening dalam bank tempat ayahmu menyimpan uangnya."

 
 

read more...

Kamis, 18 Februari 2010

Tentang Lapindo

Mungkin Sahabat pernah membaca tulisan ini di blog lain. Ini adalah tulisan teman kita yang dikirimkan ke alamat email saya, Kika Syafii, yang sedang berjuang bersama para korban lumpur Lapindo. Sesuai janji saya padanya, tulisan ini akan saya sampaikan di blog ini. Barangkali ada yang bisa kita lakukan untuk mereka. 

Setelah 3 tahun ditambah 100 hari pemerintahan yang sekarang, ternyata tidak sedikitpun menyentuh kondisi sosial korban lumpur Lapindo yang ada di Desa Porong, Sidoarjo. Perlahan dan (seperti) pasti, kondisi sosial di Porong dan desa-desa lainnya yang terkena dampak lumpur Lapindo dilupakan bahkan ditinggalkan. Rembug Nasional (National Summit) yang diadakan Presiden setelah pelantikannya juga seperti sengaja untuk tidak mengundang korban lumpur Lapindo. 


Masih tercecer saat ini lebih dari 300 KK yang menganggur, hak penghidupan yang semestinya menjadi hak paten manusia hidup masih juga tidak diperjuangkan dengan baik. Bisa dibayangkan, berapa total nyawa yang terancam kelangsungan hidup, pendidikan dan masa depan bila dihitung dari 300 KK. Uang ganti beli (yang jelas-jelas uangnya dari Negara alias Rakyat) juga tidak membantu banyak, karena masih banyak penduduk yang belum menerima uang ganti asset tersebut. 


Kebijakan Perpres No. 14/2007 adalah termasuk kebijakan ‘kesopanan’ pemerintah pusat pro Lapindo, tidak tegas dalam memberesi persoalan rakyat akibat kebijakan pengelolaan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) yang tidak berorientasi pada social safety.


Terakhir minggu ketiga bulan pertama tahun ini, saya mencoba melakukan assesment secara nyata ke desa-desa yang terkena dampak lumpur Lapindo. Lokasi pengungsian yang masih semrawut, pengangguran nyata yang terlihat di sisi danau lumpur, hingga wajah-wajah tegang yang berseliweran disekitarnya. Namun terlihat juga beberapa pengunjung yang menikmati danau lumpur ciptaan Lapindo itu. Luas tanggul yang hampir mencapai 1 KM menjadi strategic view untuk menikmatinya. Terlihat sekali minim aktifitas yang terjadi disini. Hampir seperti daerah mati. Sebelum menikmatinya, saya dicegat dan di minta membayar sebesar 5000 rupiah sebagai ganti uang tiket masuk ke lokasi wisata danau lumpur. Tanpa senyum dan tanpa basa basi, terlihat sekali ketegangan yang sudah akut menyelimuti pikiran mereka-mereka yang ada di daerah ini. 


Berbekal melihat dan mencermati keadaan, kebutuhan perut para pengungsi yang berjumlah lebih dari 300 KK tersebut sudah tidak bisa lagi dihindarkan. Sudah sangatlah mendesak. Menurut Ipung M Nizar, salah satu koordinator pengungsi, mereka sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Kebanyakan dari mereka sulit untuk diajak keluar dari daerah lumpur tersebut. Hingga akhirnya dia sebagai koordinator tidak bisa juga meninggalkan rekan-rekan dan beberapa saudaranya yang masih tinggal dan menunggu uang ganti beli dari Pemerintah. Namun mereka berjanji bila ada jaminan penghidupan yang layak, mereka akan berusaha untuk keluar dari lingkungan Lumpur yang jelas-jelas sudah tidak lagi kondusif untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Selama ini Ipung dan teman-teman mencoba untuk berkarya dengan membuat CD/DVD dokumenter tentang kejadian Lumpur Lapindo.
Untuk membantu Ipung dan rekan-rekannya, saya beserta teman-teman mencapai pada tahap kesepakatan untuk membantu dengan cara menghidupkan saja sekalian wisata di Danau Lumpur Lapindo. Secara SDM dan kreatifitas, daerah Tanggulangin dan Porong merupakan sentra produksi kerajinan yang sangat dikenal di Indonesia. Di Tanggul pembatas lumpur yang lebar mencapai 15 Meter serta panjang hampir 1 KM itu nantinya akan didirikan pasar wisata dengan berbagai penjualan. Hanya saja dibutuhkan banyak modal untuk orang-orang korban Lapindo ini agar bisa berjualan. 


Untuk mensiasatinya, saya secara pribadi akan menggandakan CD/DVD Dokumenter Lumpur Lapindo serta membuat beberapa macam produk yang berhubungan dengan tragedi ini. Yang nantinya hasil penjualan dikurangi modal akan saya kirim ke beberapa koordinator pengungsi disana, entah itu LSM atau personal. Diantaranya Ipung dan LSM yang tergabung dalam http://korbanlumpur.info. Beberapa produknya adalah T-Shirt dan Topi. 


Pengadaan konsep Pasar Wisata Danau Lumpur ini juga merupakan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah dan mengingatkan kepada khalayak ramai bahwa masih banyak masalah yang diakibatkan oleh Lapindo dan pemerintah secara tidak langsung.  


N.B
Dan bila ada rekan-rekan yang sanggup memberikan jaminan peminjaman uang kepada para korban untuk digunakan sebagai modal usaha awal, silahkan hubungi saudara Kika Syafii atau langsung kepada Ipung M Nizar dengan nomor telpon 0817335244







read more...