Blog ini...

sering gonta-ganti templete dan berisi cerita penting nggak penting saat terkena atau tidak terkena badai hormonal

Jumat, 22 Januari 2010

Don't Tease Me





Cewek manapun pasti akan benci jika diremehkan oleh cowok. Meskipun cowok itu adalah sahabatanya sendiri. Setuju ? Setuju ajalah ya. Termasuk saya, yang paling nggak suka dibilang lemah. Lemah dalam arti yang sebenarnya, terkait dengan tenaga. Memang, saya mengakui Allah telah menciptakan kodrat pria dan wanita itu berbeda. Tapiiii, mbok ya jangan langsung meremehkan gitu lah ya.
Kejadian ini bermula dari suatu siang di tahun 2003, di sebuah kampus pinggir kota Bogor. Rencana penelitan dan praktek lapang yang belum juga beres karena hambatan ini itu membuat otak saya ruwet seperti jalanan Bogor. Spontan saya mengajak seorang sahabat cowok ke kota mencari buku dan kaset. Dia setuju. Seorang sahabat lagi setuju. Berangkatlah kami bertiga ke kota, menumpang angkot biru dan hijau. Turun di Baranangsiang. Selesai menjelajah Gramedia dan Disc Tara, kami pun pulang.
Jam lima sore, kami sampai di Plaza Jembatan Merah yang berlokasi di daerah Merdeka. Sengaja ke sana untuk sholat ashar dan mampir sebentar di Disc Tara lagi. Kami sempat istirahat sejenak di depan plaza sambil ngemil roti bakar. Sebelum adzan magrib kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, karena berniat mencari masjid di daerah Gunung Batu. Ketemu satu masjid, tapi tidak menyediakan mukena. Hari itu memang saya lagi bener-bener eror, sampai lupa nggak bawa mukena. Biasanya selalu siap di ransel.
Akhirnya kami memutuskan menyusup ke komplek Badan Litbang Penelitian Kehutanan di Gunung Batu. Ada mushola yang pintunya kami buka (paksa). Selesai sholat, kita berdiri di gerbang Balitbang menunggu angkot. Tapi, teman saya malah mengajukan tantangan untuk jalan kaki saja. Saya tertawa, memangnya kuat jalan kaki dari Gunung Batu sampai kampus. Jauh loh. Berapa kira-kira ya, lima belas kilometer, mungkin juga lebih. Tapi teman saya bilang, nggak usah sampai kampus. Sampai di terminal Bubulak saja, lalu dari sana naik angkot ke kampus.
Saya sempat ragu, menghitung kira-kira sampai kampus jam berapa. Keraguan saya rupanya ditangkap olehnya. Lalu keluarlah kata-kata yang meremehkan. “Kenapa ? Nggak kuat ya ?”. Spontan dong, saya nyolot. “Hei, siapa yang nggak kuat. Ayo kalau berani. Kita jalan kaki.” Sebelum benar-benar mengambil keputusan untuk jalan kaki, teman saya memastikan sekali lagi keseriusan saya. Saya pun mengangguk mantap.
Di tengah jalan mereka berdua sempat mengejek saya begini begitu. Seperti dua kakak mengejek adik bungsunya. Biasa sih mereka begitu ke saya. Tak pernah saya masukkan ke hati. Malah jadi pemacu semangat saya untuk berjalan terus. Hei, rasanya benar-benar fun loh. Di sepanjang jalan kami tertawa-tawa sambil makan kacang rebus. Persis orang gila tak punya rumah.
Setelah berjuang mengerahakan daya dan upaya, sampailah di terminal Bubulak. Gembira hati ini. Riang tak terkira. Haihai, lebay deh. Iya, memang begitulah yang saya rasakan saat itu. Seperti kafilah menemu oase, seperti orang puasa nemu kolak. Tapi…., duo error itu malah bilang gini, “Eh, enak juga ya jalan kaki. Lanjut aja yuk, sampai kampus.”
Siaaaaallll. Manyunlah wajah saya. Kembali mereka memandang saya dengan tatapan sebelah mata, berani enggak ?? Gengsi dong saya, dipandang sebelah mata sama mereka. Lagi-lagi saya pun menjawab, “Siapa takut ?”
Singkat kata, akhirnya sampailah kami di kampus pada jam sepuluh malam. Kurang lebih empat jam kami berjalan. Nggak tahu sih, kami yang lelet apa jaraknya memang jauh. Sampai kampus saya langsung memaksa mereka untuk membelikan es jeruk. Saya lupa, sepertinya dulu mereka juga mentraktir saya nasi goreng juga deh…
Malam itu, saya pulang ke kosan dalam kondisi badan bau, keringat menempel di baju yang dekil, sepatu penuh debu, mata merah karena capek dan kaki rasanya mau melarikan diri dari raga ini. Tapi asli, fun banget. Jalan kaki saat sedang error begitu, bersama dua sahabat yang juga sama-sama error. Satu lagi, hari itu saya berhasil membuktikan pada mereka bahwa nggak selamanya cewek itu lemah. Ya, ya, saya memang sok-sok an sih. Hasilnya tanggung sendiri deh, badan pegal linu nggak karuan.



 Duo error itu dan saya pada jaman dahulu kala
 
Peringatan : Don’t try this before you consider it deeply.

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

25 komentar: on "Don't Tease Me"

SunDhe mengatakan...

wah!! dah jaman banget lin.. dah 7taon yang lalu, daku masih klas 2 SMU. hehehe..

emang bener. cewek tu ga lemah. klo lemah! tu sugesti dari diri sendiri ajah! jangankan diremehkan ama cowok, diremehin cewek aja dhe ga suka :D..wekekek

Thariq mengatakan...

wakakakak....itu mah bukan kuat..tapi gengsi dibilang lemah, akhirnya potensi muncul ke permukaan menjadi kinetik...wakakakak..piss...

Elsa mengatakan...

hehehehee...lelaki memang suka meremehkan perempuan dalam hal tenaga, kekuatan. sebenarnya, merekalah yang lemah. hayooo...coba kalo mereka tau gimana kekuatan perempuan saat proses persalinan?? mereka gak pernah ngarasain sih...
ahahahahahaahaa.....

Sari mengatakan...

Weleh, ada fotonya :P
Siapapun ga ada yang suka diremehin, jadi kalo ada yang ngeremehin aku, kutantang aja :D

hari Lazuardi mengatakan...

ada duo maia ada duo error, hehe...

Aulia mengatakan...

meremehkan atau diremehkan memang bukan sesuatu yang baik, maka dari itu jagalah sikap dan berbuatlah yang baik terhadap sesama :)

Unknown mengatakan...

ha h aha...error ya ? emang kompi. hi hi hi....

Sohra Rusdi mengatakan...

never underestimate the women

Sohra Rusdi mengatakan...

mohon maaf Lina baru bisa koment dulu-dulunya setiap koment nggak bisa nggak tahu kenapa

ice blended vanilla mengatakan...

iyah bener stuju... aku juga ga suka diremihin... apalagi sama cowo... hohooh
waaahhh jalan kakinya bikin seru dan buat sehat uy... hihihih...

Sibaho Way mengatakan...

15km?
saya dulu jaman sma rutin seminggu paling tidak 3 kali pulang jalan kaki sejauh 8 km. ketinggalan angkot terakhir...

Etha mengatakan...

widiw...4 jam jalan??gempor dong ..hihihi :p

Sudinotakim mengatakan...

Waduh..semangat juangnya oke juga mbak...memang kita manusia jika ditekan atau diremehkan akan gejolak semangat yg bisa melampaui batas kemampuan...

Ninda Rahadi mengatakan...

bajunya baru dan lebih cewek^^

hehe seru yah mbak semskipun hasilnya kaki ngambek

None mengatakan...

ganti template :D.. keren oey..
ayoooo wanita, jangan mau dianggap remeh, ..
buktikan merahmu, nah lo ?!

Lina Gustina mengatakan...

Ceritanya seru...kita memang ngga suka diremehin, tapi kalo harus jalan kaki dari gunung batu sampai darmaga, kayaknya ngga deh, hehehe

- mengatakan...

Ya ampun. Duo error? :D

mocca_chi mengatakan...

harus dibuktikan, bahwa wanita bukan hanya untuk digendong, tpi juga menggendong wkwkwkkw

Pohonku Sepi Sendiri mengatakan...

waow, 15 kilo ditempuh dalam 4 jam? duh, perkasa sekali ya..
padahal terakhir aku jalan, 10 kilo baru kelar 3 jam.. sambil bawa backpack segede gaban seh.. hihihi..
salut bangedh lina.. :)

ciwir mengatakan...

ternyata wanita perkasa
wehehehe

cara mengatasi nyeri haid mengatakan...

ikut bergabung disini gan

agus herbal mengatakan...

setuju banget paling ga suka diremehin sama cowo

Posting Komentar

Ingin berbagi opini, atau saran, atau kritik, atau nasehat....silakan sampaikan di sini. Terima kasih atas apresiasinya. Salam hangat selalu dari Lina. Oya, untuk lebih memudahkan berkomentar, gunakan Opera ya.