Blog ini...

sering gonta-ganti templete dan berisi cerita penting nggak penting saat terkena atau tidak terkena badai hormonal

Selasa, 01 September 2009

Belajar dari seorang bayi


Di sebuah rumah sakit bersalin, hari ini. Tentu saja banyak ibu-ibu hamil dan anak-anak balita yang menunggu diimunisasi. Membuat saya tersenyum, serasa memasuki dunia yang telah sangat lama ditinggalkan, dunia kanak-kanak dengan segala keluguannya.

Sebenarnya hari ini saya salah jadwal, dokter kandungan yang ingin saya temui jadwal prakteknya hari Rabu, Kamis dan Jumat. Bukan Selasa, seperti yang saya peroleh dari seorang dokter lainnya. Tak apalah. Toh saya sedang tidak punya jadwal yang ketat untuk ditinggalkan. Akhir-akhir ini saya malah sedang sibuk mencari kesibukan. Maklum, baru lulus dan sedang dalam fase mencari pekerjaan yang sesuai dengan peran baru, sebagai seorang istri yang tidak mau menelantarkan suaminya.

Saya tidak langsung pulang, melainkan duduk sejenak di ruang tunggu yang dipenuhi celoteh riang balita-balita itu dan ibu-ibu mereka yang sibuk memberi peringatan ini itu. Seorang cowok imut berlarian di depan saya, lalu menabrak pintu kamar mandi yang tidak jauh dari tempat saya duduk. Untungnya tidak parah, tabrakkan itu. Pun tidak membuat dia benjol dan terluka. Awalnya dia ingin menangis, tapi melihat ekspresi orang-orang yang tertawa, dia batal menangis. Melanjutkan kembali acara lari-larinya. Anak yang tangguh...

Di dalam hati saya membatin, anak kecil masih memiliki perasaan yang murni, tidak bertendensi, pun tidak memiliki hasrat menyimpan luka lebih lama. Sejenak saja dia telah melupakan apa yang terjadi, lalu menikmati kembali hidupnya yan ceria. Sepertinya saya sudah lupa bagaimana cara melupakan sakit, terutama sakit hati. Kenapa saya sering memelihara sakit hati, yang justru dapat memperparah luka yang sudah ada. Bukankah seharusnya saya bisa seperti kanak-kanak itu, cepat melupakan sakit hati dan melanjutkan hidup kembali dengan keceriaan yang baru. Ah ya, satu pelajaran dari seorang balita.

Rasanya, saya masih betah tinggal di tempat itu. Tapi, apa kata penjaga di sana jika saya tidak segera pergi. Bisa-bisa saya dituduh tuna wisma yang mencari tempat tidur gratis...heheheh...

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Belajar dari seorang bayi"

Posting Komentar

Ingin berbagi opini, atau saran, atau kritik, atau nasehat....silakan sampaikan di sini. Terima kasih atas apresiasinya. Salam hangat selalu dari Lina. Oya, untuk lebih memudahkan berkomentar, gunakan Opera ya.