Blog ini...

sering gonta-ganti templete dan berisi cerita penting nggak penting saat terkena atau tidak terkena badai hormonal

Senin, 24 Agustus 2009

Proletar dan kita

Mereka yang terpinggirkan, sebenarnya tak menginginkan nasib seperti itu. Entah siapa yang salah, sebab mempertanyakan siapa yang salah sama saja merunut jalan takdir yang telah digariskan. Mungkin ketakberdayaan mempertahankan mereka pada jalan hidup yang itu-itu saja. Mengamen, peminta-minta, menjadi pencari rejeki di lampu merah, bis kota, terminal,stasiun, dan sepanjang gerbong-gerbong kereta.

Ketakberdayaan merubah nasib dapat dilihat dari sisi pandang mana saja. Bukan melulu karena mereka enggan memperjuangkan kehidupan yang lebih baik. Ketiadaan kesempatan, ketiadaan kecakapan dan ilmu, serta ketiadaan motivator adalah faktor yang menyebabkan mereka tak berdaya merubah nasib sendiri.

Langkah pemerintah untuk mengadakan razia melalui satpol pp nya memang patut dihargai. Namun apakah itu bisa menjadi obat mujarab ? Setelah dimasukkan ke dinas sosial atau yayasan-yayasan apakah lantas menyelesaikan permasalahan sosial para proletar ?
Hal yang sering dilupakan adalah mempertanyakan pada mereka sendiri, apa sebenarnya impian hidup mereka. Tentu saja bukan sekedar mendapat uang berjuta-juta atau tukar nasib dengan milyuner, tapi lebih jauh dari itu. Menjadi lebih produktif dan mandiri.

Sebagai individu yang berada di luar himpunan itu, sepantasnyalah kita memberikan apa yang mereka butuhkan. Memberikan kesempatan, modal, pengetahuan, ketrampilan serta tentu saja motivasi supaya mereka bisa memperjuangkan hidup yang lebih baik.

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "Proletar dan kita"

Posting Komentar

Ingin berbagi opini, atau saran, atau kritik, atau nasehat....silakan sampaikan di sini. Terima kasih atas apresiasinya. Salam hangat selalu dari Lina. Oya, untuk lebih memudahkan berkomentar, gunakan Opera ya.