Blog ini...

sering gonta-ganti templete dan berisi cerita penting nggak penting saat terkena atau tidak terkena badai hormonal

Selasa, 06 Oktober 2009

Malu-malu Kucing


Bagi sebagian besar orang mungkin kucing adalah salah satu peliharaan favorit. Lucu. Menggemaskan. Bisa membasmi tikus pula. Tapi bagi saya, kucing itu….nightmare. Iya, selain dikejar orang gila, dikejar kucing adalah seburuk-buruknya mimpi. Mendingan juga mimpi dikejar donatur. Hehehe…

Cat phobia ini berawal sejak balita, ketika tanpa sengaja saya bertemu pertama kali dengannya di rumah tetangga. Kucing itu sama-sama masih balita juga, yang tentu saja suka bermain-main, masih hiperaktif, meloncat kesana kemari, menangkap ini itu. Dan dia tiba-tiba menatap saya. Entahlah, dalam benak saya waktu itu,tatapan itu seolah sebuah tantangan mengerikan. Spontan saya pun berlari, eh…dia malah mengejar saya. Saya pikir dia pasti ingin mencabik-cabik saya dengan cakarnya. Sekarang saya baru tahu, bahwa mungkin saja kucing balita itu, dulu….., hanya ingin mengajak saya bermain. Tapi dasar anak-anak dengan dunia khayalnya sendiri, saya malah menganggapnya ancaman.

Sejak saat itu saya takut kucing. Weiiitt, tapi takut kan hanya sama Allah. Oke saya ralat, saya malu sama kucing. Teramat malu dan enggan bertemu, malah kalau bisa jangan sampai ketemu. Bisa-bisa saya menjerit-jerit seperti orang kesetanan. Bahkan untuk menampilkan fotonya saja saya…..malu.



Pengalaman buruk dengan kucing belum berakhir sampai di situ. Ketika saya berusia lima tahun, ibu menyuruh saya menunggui adik saya yang waktu itu masih bayi merah. Tak disangka-sangka, datanglah seekor kucing. Menatap saya dengan tajamnya. Saya berteriak-teriak sambil berusaha sekuat tenaga mengusirnya dengan gerakan tangan. Tapi dasar kucing tidak tahu tata krama, dia malah melompat naik ke ranjang dan mendekat. Saya terpojok, lalu naik ke kepala ranjang. Semua sendi rasanya terkunci, saya hanya bisa terdiam pucat pasi. Bahkan untuk berteriak meminta tolong pun sudah tidak berdaya. Saya sudah merasa dunia akan berakhir, sampai akhirnya ibu datang dan menyelamatkan saya dari kengerian itu.

Pengalaman buruk berikutnya pun berdatangan silih berganti. Mulai dari teman-teman yang selalu sengaja menakut-nakuti saya dengan kucing sampai si kucing sendiri yang menghantui saya di mana-mana. Saya pernah melihat film berjudul entah apa, lupa. Di film tersebut seorang dokter mengatakan bahwa kucing memiliki kemampuan mendeteksi getaran jiwa seseorang. Getaran itu akan terasa kuat dirasakan oleh kucing jika orang tersebut menyukainya atau sebaliknya, takut dan benci padanya. Hal tersebut membuat saya termanggut-manggut, pantas saja….dimana pun saya berada, tiba-tiba selalu datang seekor kucing yang mendekati. Padahal saya berada diantara sekian banyak orang. Kenapa yang dituju saya ? Penampilan saya kan tidak seperti ikan asin, dan bau saya tidak gurih seperti daging.

Seperti hari ini, ketika saya sedang antri membeli capcay. Si kucing mendatangai saya, menatap saya, dan saya langsung salah tingkah. Spontan saya menaikkan kedua kaki. Yakin, tatapan saya pasti menyiratkan ketakutan (baca : malu) pada kucing berbulu hitam itu. Lantas seorang anak kecil tiba-tiba datang, dan tanpa sengaja kakinya menyenggol badan kucing itu. Si kucing pun lari terbirit-birit. Semudah itukah mengusir kucing ?

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

8 komentar: on "Malu-malu Kucing"

attayaya mengatakan...

ikan asinku diembat kuciiiiiiiiingggg

ajenk mengatakan...

huwaaaa...makhluk yang begitu menggemaskan kok ditakutin...sinih...sinih...di tempat saya ada kucingnya huehehehehe...


salam kenal blogroll...hohoho...

Eka Situmorang-Sir mengatakan...

Hmm kalau udh takut kucing ya susah ya...

apa karena matanya ya? emang matanya bikin rada ngeri, kayak mata setan berbahaya gitu...

Taoi kucing tuh jinak koq, disiram air juga kabur...
cuma kalo lagi berantem sama kucing lain, mending jangan diganggu... galak bener tuh :)

salam, EKA

none mengatakan...

kalo orang udah phobia sama kucing emang gitu mbak. ralat..orang yang udah phobia sama sesuatu ya emang gitu. masih untung mbak lina ga suka sama kucing. henny malah ga suka sama buah pisang. hehehe

jadi intinya sah-sah saja kalo kita punya ketakutan terhadap sesuatu, asal nggak terlalu berlebihan aja

Lina mengatakan...

Henny : wah...sama nih, kaya keponakanku takutnya sama pisang. kok bisa sih henny takut pisang ?????

mbak eka : aduh...bener mbak, kalo lagi berantem mending langsung lari deh. kalo orang berantem seharusnya dilerai ya, kalo kucing....kabur aja.

ajeng : malu ah....sama kucingnya

attaya : iya tu...kucingnya ga sekolah si

Ms. Grey mengatakan...

Kalo sama kucing item mah, gw juga takut mba... apalagi dengan mitosnya...

Lina mengatakan...

betul, katanya kucing itu temennya penyihir ya ??

Diktat Kuliah Manajemen mengatakan...

di sekitar rumah saya malah kucingnya pada gak tau malu.. liat pintu dibuka dikit aja langsung masuk dan ngincer makanan di dapur deh..
dah gitu kucing2 sekarang kok pada pengecut yaaa, masak kucing malah takut sama tikus??? wehehhehe
salam kenal yaa
Diktat Kuliah Manajemen

Distance Learning Indonesia

Posting Komentar

Ingin berbagi opini, atau saran, atau kritik, atau nasehat....silakan sampaikan di sini. Terima kasih atas apresiasinya. Salam hangat selalu dari Lina. Oya, untuk lebih memudahkan berkomentar, gunakan Opera ya.